1/02/2016

Cari Pacar Lewat Online

Pernah punya pengalaman coba-coba berkenalan atau cari pacar lewat situs dating online? Ini adalah 'review' sang janda atas pengalamannya mencari pasangan lewat situs kencan online. Bocorannya terlalu jujur. Ups!

Cari Pacar Lewat Online

Sekitar dua tahun yang lalu, rekan sekerja saya yang kebetulan orang Inggris bertanya, “Kenapa sih kamu masih single? Emang Jakarta susah ya, buat perempuan seperti kamu, susah nyari pacar”.

Pertama, perempuan seperti saya itu yang seperti apa sih? Kedua, memang saya juga ngga nyari. Tapi dia menyarankan saya untuk coba dating service via internet.

“Banyak lho, dating services. Paling ngga, kan kamu ngga buang2 waktu buat first date. Lihat profile-nya, kalo ngga cocok, ya lewat aja. Paling ngga buat temen baru”.

Sebenernya saya males bener deh nyari-nyari via internet. Karena saya pikir, biasanya orang-orang yang desperate banget atau yang aneh banget yang ikutan begini-beginian nih. Kalau ketemu orang psycho gemana?

Tapi diam-diam saya coba juga, karena si orang kantor ini maksa melulu, suruh open minded atau try it first. Ya sudahlah, toh ngga ngasih data komplit-komplit banget.

Jadilah saya daftar ke salah satu provider dating. Pilih range umur, tinggi, terus isi profile saya sendiri, jadilah saya terdaftar di dalam salah satu dating service. Mulailah saya browsing orang-orang yang disarankan oleh sang dating service ini melalui internet.

Lihat fotonya, lihat pekerjaannya, kalau oke ya kirim message. Kalau ngga pas, lumayan, ngga buang-buang waktu juga ya.

Date pertama yang berhasil untuk kopi darat adalah seorang duda yang berprofesi fotografer, umurnya di atas saya mungkin sekitar 50 tahunan-lah.

Setelah kirim-kiriman pesan, lalu tukeran nomor HP dan kita janjian ketemu di salah satu cafe di bilangan Kemang setelah jam kantor. Saya datang agak terlambat sedikit, dan dia sudah memesan white wine.

Orangnya rapih, bersih dan terawat. Good first impression. Saya pun ditawarkan Chardonnay, yang akhirnya membuat saya yang pada dasarnya memang kaku jadi lebih santai (apalagi pulang kerja, pas bener deh tuh minuman).

Mas photographer ini ternyata wawasannya luas bener ya. Enak banget diajak bicara, menarik dan sangat cerdas. Sampai sekarang kita masih berteman dan kirim2an email atau tanya-tanya seputar fotografi, tetapi tidak berlanjut ke tahap selanjutnya. Kalau yang begini, lumayan kan, buat koleksi kawan?

Orang ke dua yang ‘nyangkut’ dari biro jasa ini berumur muda. Ya, saya bukalah pikiran saya, ngga apalah, kalau cuma buat sekedar ngobrol-ngobrol aja, kan ngga selamanya buat cari pacar. Waktu saya ajak ketemuan lunch di Urban Kitchen, complain karena katanya kemahalan. Walah!

Ada juga yang nyebeliiiin banget. Setelah nyambung lewat biro ini, kita chatting. Kelihatannya orangnya ok, becandanya lucu, tapi kok langsung curhat. Dia duda yang istrinya selingkuh. Setelah beberapa kali chatting, akhirnya kita janjianlah ketemuan di Citos.

Si bule kantor saya itu sudah excited bener, mau lihat dan motret candid, mau lihat orangnya seperti apa. Setelah sampai di Citos, saya tunggu, SMS, sampai satu jam nunggu lha kok ngga nongol-nongol. Ya, males ya…

Buat apa juga deh, kalau sudah begini sih saya sudah langsung ‘NEEEEXXXXTTT!’. Di stood up begini sih namanya ngga oke.

Mungkin juga karena orang pertama sang Mas Photographer itu yang membuat saya sudah set standard yang lumayan tinggi atau memang saya yang malas buang-buang waktu dan pada dasarnya memang sudah punya standar yang lumayan tinggi.

Lho, boleh dong, saya kan cari teman yang asik dong, wong hidup saya sudah oke-oke saja selama ini kok. Saya lebih suka ketemu orang dengan dikenalkan oleh kawan, masih gaya lamalah, jadi ada referensi.

Ada yang suka lucu di internet dating ini. Ada yang tidak pasang foto asli. Ada yang malah pasang foto keluarga. Lho, sudah kawin dan punya anak kok masih ikutan dating service ya? Kebanyakan orang Indonesia yang begini.

Niatnya apa coba ya? Terus kadang-kadang baru mulai ‘hi’ trus sudah sok mesra, misalnya, “Go vacation with you”. Jayus banget ngga sih, yang beginian sih lewaaaaat…

Setelah sekarang jomblo lagi, saya coba ikutan lagi dating service ini. Itu juga karena ada kawan lama yang sekarang duda ikutan dating service yang sama dan kita saling tukar menukar pengalaman ketemu orang-orang seperti apa.

Saya perbaharuilah profil saya dan saya punya kategori cowok-cowok yang saya minta dicarikan. Eh, yang nongol dan match cuman 3 lho.

Apa semua cowok tingginya di bawah 170 cm ya? Sudahlah, mendingan model yang member get member sajalah, seperti dulu.

(Origin: Janda Kaya)

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.